20.43
0
Apa  yang  Melatarbelakangi  Merosotnya Moral Remaja Dewasa Ini.
 

 Banyak faktor yang mempengaruhi merosotnya moral atau Budi pekerti yang melanda kalangan remaja (pelajar) saat ini, faktor-faktor itu antara lain :
  • Kultur Modernisasi
Dengan masuknya evolusi modernisasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, tentunya hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya, salah satunya dampak negative sangat cepat merambah terhadap perkembangan psikologis anak. Sebenarnya produk-produk industri elektronik ada manfaatnya bagi kehidupan jaman modern seperti sekarang, tetapi disisi lain justru lebih banyak yang merugikan kehidupan masyarakat dewasa ini. Dulu sebelum masuknya barang-barang elektronik, anak bisa terdidik oleh orangtua di rumah, para pendidik (guru) di
sekolah/madrasah, para ustad/ustadzah di tempat pengajian. Tetapi sekarang kenyataannya justru anak lebih suka nonton TV, Video, atau buka-buka internet, yang kesemua itu tidak lebih banyak madhorotnya (bahayanya) terhadap psikologis anak. Bayangkan, anak seusia 3-5 tahun (BALITA) sudah hapal tokoh-tokoh film Kartun seperti film Mikey mouse, Alpin, dll. Tambah parahnya pengaruh ini dampaknya terhadap para remaja seusia sekolah SD s.d. SLTA mereka sudah bisa menonton film-film yang dilarang oleh Pemerintah,  semisal film yang bersifat Pornografer (Blue film), film-film Extrim  berkaitan kriminalitas, film Gank-gank,  dan film-film yang sangat bertentangan dengan moral (Akhlak) dan etika budaya bangsa sebagai warga negara Indonesia yang baik dan beragama. Yang kemudian muncul perkembangan kebebasan Sex (Freesex), Gank-gank Motor, Preman-preman, Kenakalan Remaja, yang perilakunya memang mirip dengan film-film yang mereka tonton, yang kesemuanya itu memang bukan budaya asli bangsa Indonesia. Kemudian yang disalahkan itu siapa?"
  • Kultur Pergaulan Bebas
Jaman dulu di era tahun 60 s.d. 70  sebelum masuknya masa modernisasi, anak-anak sekolah dan kalangan remaja kehidupannya tidak sebebas zaman sekarang ini, saat itu orang-orang terkemuka saja sangat berhati-hati mendidik anaknya, mereka sama sekali tidak mengijinkan anaknya pergi keluar rumah kecuali pergi ke sekolah atau madrasah, paling tidak anak-anak mereka bisa bermain di halaman-halaman rumah mereka bermain lompat tali atau berayun-ayunan, itu kalau siang hari, kalau malamnya sebagai orangtua ,mereka mendidik anak-anaknya untuk bisa membaca Al-qur'an dengan memanggil ustadz atau ustazah untuk datang ke rumah, yah katakanlah pendidikan ekstrakulernya (Lest Privat), atau pada kalangan bawah dan menengah orangtua mereka mengijinkan anaknya keluar rumah pergi mengaji ke mesjid-mesjid atau mushola-mushola. Berbeda dengan perkembangan remaja saat ini, semua kalangan baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas,  mereka sangat bebas bergaul, sehingga batasan orangtua untuk melarang mereka itu sangat sulit. Ada alasan-alasan orangtua mengijinkan anaknya keluar rumah, diantaranya anak beralasan bahwa setelah mereka pulang dari sekolah ada kepentingan-kepentingan yang mendadak di sekolah, ada pendidikan ekstrakulerkah, ada tugas bersama dengan temankah, ada rapat siswa di sekolahkah, dan macam-macam alasan yang dkemukan mereka kepada orangtua, memang hal tersebut cukup beralasan. Tetapi jika dikaji lebih dalam, justru saat kondisi jaman yang penuh dengan segala perubahan, sebagai orangtua harus berhati-hati dan penuh perhatian terhadap putra-putrinya. Kenapa anaknya bisa pulang terlambat  ke rumah sampai sore hari atau malam hari..?" Jika tadi anaknya beralasan ada kepentingan sekolah, dan jika itu dilakukan secara kontinue, Nah ,  saatnya sebagai orangtua harus punya rasa curiga terhadap putra-putrinya. Jangan-jangan anaknya pacaran atau nongkrong-nongkrong di Mall-mall, Terminal, Statsiun atau bersama om-om dibawa ke hotel-hotel atau ke tempat-tempat hiburan. Disini sebagai orangtua harus lebih waspada dan secepat mungkin melakukan investigasi, jangan tanya anaknya ada dimana, karena sudah ketahuan secara merata anak-anak  sekarang suka berbohong sama orangtua, anak-anak sekarang tidak paham bahwa berbohong itu menurut agama termasuk salah satu dosa besar, datang dulu ke sekolah dimana anak belajar atau teman-teman dekat, kita sebagai orangtua jangan puas dengan jawaban anak melalui Handphone (HP), kalau anak sering terlambat pulang ke rumah, apakah kita tidak merasa curiga..?". Kemudian untuk membatasi anak bergaul bebas, kita sebagai orangtua mencari solusi yang baik, kalau kemungkinan di sekolah ada banyak kegiatan perkenankan anaknya untuk kegiatan semisal Pramuka, Drumband, Paskibra, Palang Merah Remaja (PMR) atau kalau anaknya di sekolahkan di sekolah-sekolah kejuruan (ESEMKA), paling tidak anaknya diikutsertakan ikut ekstrakulikuler berkaitan praktek perbengkelan, pemasaran, atau bidang-bidang kompetensi keahlian lainnya, dan itu tergantung bakat dan kemampuan yang dimiliki anak, dan juga untuk lebih baiknya putra-putri kita dititipkan kepada gurunya atau Pembimbingnya dan minta nomor HP yang bisa dihubungi, dan ini demi kenyamanan kita sebagai orangtua di rumah dan keamanan anak kita.
  • Kultur Minuman Keras dan Narkoba,
Sejenis minuman keras , Narkotik dan obat-obatan yang terlarang ini cukup berbahaya terhadap pengaruh perkembangan psikologi anak, bayangkan jika seseorang sudah mengkonsumsi minuman keras atau obat-obat terlarang seperti Ganja, ini sangat mempengaruhi mental anak, mereka akan merasa bangga jika sudah kecanduan Miras dan Narkotik, mereka tidak punya rasa malu, bahkan yang lebih hebat nya pengaruh kedua hal yang terlarang tadi, justru mereka memiliki keberanian tetapi digunakan pada hal-hal negatif saja, pantas saja di dalam agama bahwa minuman keras dan obat-obat terlarang seperti ganja, heroin, narkotik dan sejenis psikotoprika lain hukumnya HARAM baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperjualbelikan. Tidak sedikit dari mereka yang sudah kecanduan minuman keras, mereka berani minta uang dengan paksa terhadap orangtua, terhadap temannya bahkan kepada orang tak dikenal sekalipun berani minta duit, istilahnya NGOMPAS, itu dikarenakan untuk membeli minuman keras (MIRAS) dan Narkoba. Berkaitan hal ini diantara masyarakat banyak yang setuju jika Minuman Keras (Miras) dan Narkotik, Obat-obatan terlarang (Narkoba) dimusnahkan oleh fihak berwenang pada lembaga pemerintah, dengan kata lain tidak lagi membatasi perdagangan barang haram tersebut, juga melarang mereka untuk menjualbelikan atau memproduksinya, bagaimanapun ini merupakan nasib bangsa dan negara, bukankah ada ungkapan yang mengatakan "KOKOH DAN BERDIRINYA SUATU NEGARA TERGANTUNG PADA BANGSANYA ITU SENDIRI."
  • Kultur Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu  faktor akibat merosotnya moral bangsa dan negara, kenapa dikatakan demikian..?", Dengan kemiskinan tidak jarang orang nekad melakukan apa saja untuk mendapatkan harta atau uang, bisa kita perhatikan di kota-kota besar banyak pencoleng, penjambret, pencuri, perampok, itu bukan berasal dari orang-orang kaya, justru mereka terdesak oleh keadaan mereka, yang miskin dan tidak punya apa-apa, yang mungkin nasibnya terkatung-katung, kadang pagi harinya bisa makan sore hari tidak makan, disebabkan mereka sulitnya mencari pekerjaan atau pendidikan mereka rendah, sehingga mental mereka terbebani oleh kondisi saat itu. Sehingga ada anggapan mereka tidak perlu dengan pendidikan yang tinggi, makan saja mungkin dirasakan sangat sulitnya, salah satu jalan keluarnya mereka terpaksa melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti yang disebut tadi, padahal hal itu bisa mendorong mereka terperosok kedalam degredasi moral. 
  • Kultur Kondisi Keluarga
Keadaan keluarga merupakan salah faktor untuk membentuk keluarga yang aman, nyaman dan tentram. Dalam bahasa agama tujuan hidup dalam rumah tangga adalah Sakinah, Mawadah dan Warohmah. Jika dalam keluarga yaitu Bapak dan Ibu memiliki sifat-sifat baik tentunya keturunannya itu  bisa dijadikan orang baik, orang sunda mengatakan " UYAH MAH TARA TEES DI LUHUR.." (Garam tidak mungkin  mengendap  di atas, tetapi setelah airnya surut pasti  mengendap di bawah). Diumpamakan garam, manusia itu persis seperti proses pembuatan garam, Jika orangtua memberi contoh yang baik tidak mungkin anaknya berbuat hal yang tidak baik, sebaliknya jika orangtua berbuat buruk maka si anakpun bisa menirunya, dan itu faktor dominan yang mungkin salah satunya dimiliki oleh anaknya, kecuali ada efek lain dalam lingkungan keluarganya, semisalnya karena pengaruh pamannya, bibinya, neneknya atau kakeknya. Dan anak bisa saja merosot moralnya karena salah satu sumber di tengah-tengah keluarga ada yang eror. Jadi kemerosotan moral atau budi pekerti itu tergantung kedua orangtuanya, ini dalam lingkungan secara internal.
  • Kultur Kondisi dan Situasi Lingkungan

Salah satu faktor utama merosot atau tidaknya budi pekerti seseorang adalah karena faktor lingkungannya, ada peribahasa mengatakan " Jika seseorang dekat dengan tukang minyak wangi, maka orang itu akan ikut menjadi wangi..", Faktor ini sebenarnya adalah faktor utama pembentukan sikap anak, karena bagaimanapun lingkungan merupakan salah satu media yang tak lepas dari pergaulan anak di tempat tinggal kita, ini menyangkut bakat atau karakteristik seseorang. Jika ditempat tinggal kita yang ada hanya tukang mabok-mabokan, pencuri, tukang judi atau tukang maksiat, maka kemungkinan besar salah satu unsur itu akan sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Kemudian solusinya apa agar anak tidak terpengaruh efek negatif tersebut. Jika anda menjadi orang yang tegas, jangan biarkan anak keluar rumah untuk bermain dengan kelompok-kelompok yang memiliki profesi seperti tersebut tadi. Atau jika anak kita sayang untuk bergaul dengan kelompok-kelompok tadi, maka anda harus mengambil tindakan dengan menjauhkan anak dari lingkungannya, semisal anak kita di sekolahkan pada pendidikan yang berintikan pendidikan budi pekerti (Akhlak), salah satunya Pondok Pesantren atau Sekolah-sekolah Agama lainnya yang berada jauh dari lingkungan tempat tinggal kita (Luar Kota).