21.34
0

SELAMA INI TUGAS SEORANG GURU ITU SANGAT BERAT, KENAPA DIKATAKAN DEMIKIAN.....?" 
Di jaman sekarang tugas seorang guru dirasakan memang sangat berat, dimana dalam eksistensinya kegiatan belajar mengajar (KBM) banyak sekali tantangan di dunia pendidikan, salah satunya berkaitan budi pekerti peserta didik. 
Budi pekerti merupakan pendidikan pembentukan moral  yang harus  diterapkan untuk peserta didik, yang pada kenyataannya sikap-sikap yang
dimiliki peserta didik sekarang mengenai moralitas sangat kurang, sehingga lambannya mereka (peserta didik) dalam merespon mata pelajaran dikatakan wajar, karena di sudut lain justru pendidikan budi pekerti mereka belum dibenahi, dan ini menyangkut psikologinya. 
  
Dulu di era orde lama (Orla) peserta didik bisa menjadi pandai (pintar) padahal ke sekolah hanya berbekal sebuah buku yang dinamakan SABAK, satu media tulis yang dianggap sangat sederhana tetapi hasilnya cukup signifikan, bayangkan dengan hanya sebuah buku peserta didik di jaman itu harus bisa membaca, menghapal, dan menyimpan pelajaran dalam otak hanya dalam waktu cukup singkat, satu hari bahkan beberapa jam pelajaran harus bisa ditransfer ke dalam otak. 
Kemudian di jaman Orde Baru (ORBA) terjadi evolusi pendidikan, dengan menerapkan sistem pendidikan yang jauh lebih maju dan sempurna dari pendidikan jaman dulu, tetapi apa kenyataan berkaitan kondisi pendidikan saat itu, anak didik mulai segan menghapal dan menstranfernya ke dalam otak mereka karena ada yang bisa diandalkan yaitu buku-buku tulis dan mata pelajaran yang sudah disediakan, tinggal baca , catat dan bawa ke rumah, itu masih mending.   
Berbeda di saat pendidikan dilanda krisis moral sekarang, peserta didik tidak lagi mengandalkan buku-buku tulis dan media cetak lainnya, bahkan mereka sekarang sudah bisa berafiliasi dengan media elektronik yang sangat canggih, tetapi hasilnya apa ?", mereka (peserta didik) tidak menjadikan media itu untuk alat belajar, justru mereka hanya menggunakannya untuk kepentingan komunikasi Networking Social seperti FACEBOOK, dan Internetan dari hal-hal yang bersifat tidak mendidik (NEGATIVE). Kemudian pendidikan moral sampai dimana..?"
Ketika di sekolah diberikan mata pelajaran berkaitan moral, sebaiknya peserta didik tidak hanya diberikan pelajaran secara teoritis, mungkin tidak semua dari mereka menguasai pelajaran untuk diserap kedalam otaknya, dan itu kami kira hanya sebuah pengajaran bukan sebuah pendidikan, yang namanya mendidik tentunya peserta didik harus TERDIDIK bukan TERAJARI.
Nah disinilah kita harus bisa membedakan antara Mendidik dan apa itu Belajar?"
Belajar mungkin bisa diterapkan kepada peserta didik, tetapi yang namanya Mendidik itu lebih sulit diterapkan pada peserta didik. Belajar tanpa gurupun semua orang bisa melakukannya, lain halnya dengan ilmu mendidik semua orang tidak bisa melakukan dengan sendirinya karena hal itu membutuhkan seorang pembimbing yaitu Pendidik. Kami kira sebuah pendidikan sangat penting dibanding dengan sebuah pengajaran. secara realita yang banyak ditemukan di sekolah sekarang bukan fokus pada pendidikan tetapi prioritas hanyalah sebuah pengajaran yaitu belajar dan mengajar sedangkan pendidikannya kapan..? Coba bayangkan tingkat kecerdasan anak didik hanya dibatasi dengan batasan pertanyaan pilihan ganda (a), (b), (c), (d), dan (e) ,  tidak diukur dengan sikap  intelegensinya dengan pengisian soal esay,  misalkan dalam sebuah ujian nasional kenapa anak yang bodoh bisa mendapatkan ranking atau LULUS ,  dan itulah  tadi  jawaban soalnya yang banyak hanya pada pilihan ganda yang tinggal contreng, berbeda dengan pengisian soal atau esay dan ini berkaitan intelegensi bukan jawaban asal-asalan. 

Sebagai manusia Indonesia yang baik, kiranya pendidikan moral sangat penting, bukannya peserta didik tahu dan hapal tentang butir-butir Pancasila tetapi dalam ilmu mendidik  dalam pelaksanaan di masyarakat itu yang namanya pendidikan moralitas itu  sampai dimana batasan pengamalannya, diamalkan atau tidak, dalam ilmu agama mungkin kita kenal tentang Akhlaqul Karimah, pendidikan akhlaq (moral) yang diwariskan oleh para nabi dan para sahabat rasulullah, yang memiliki adab-adab secara islami yang tidak menganut faham-faham immoral dan  radikalisme (mabok-mabokan, narkobais, destruktif, teror)